Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Untuk membangun sebuah organisasi ataupun menjalankannya dengan membuat program-program setiap organisasi harus merumuskan jati dirinya dan memetakan diri dan lingkungannya. Selalu dibutuhkan upaya untuk memusatkan konsentrasi organisasi pada satu atau beberapa bidang tertentu. Hal ini akan memudahkan organisasi untuk melihat apa yang diinginkannya, bagaimana cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh manakah hal tersebut terlaksana.
Semua proses ini dapat kita sebut sebagai proses manajemen. Proses ini adalah proses yang _olistic, melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini langkah teknis yang dapat kita pelajari adalah bagaimana kita mampu memetakan masalah dengan sebuah metoda analisa tertentu dan metoda tersebut adalah analisa SWOT. dan kami mengambil judul “Analisis SWOT” karena menurut kami analisis SWOT adalah suatu analisis yang cukup popular untuk menghadapi situasi yang sedang dihadapi oleh suatu organisasi.
B. Tujuan
Dengan penbuatan makalah ini kami harapkan menambah pengetahuan baru bagi kami dan bagi semua pembaca. Khususnya kepada para mahasiswa jurusan Kependidikan Islam yang orientasi sebagai manajer.
Pengertian Analisis SWOT
Dalam Pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang “cespleng” bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini.
2. W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi di masa depan.
4. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi di masa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Sub komponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi.
Jenis-Jenis Analisis SWOT
Terdapat dua model analisa SWOT yang umum digunakan dalam melakukan analisa situasi yaitu :
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threath (T).
Contoh pasangan Kekuatan dan Kelemahan :
S
Organisasi saat ini memiliki jumlah anggota yang sangat besar
W
Jumlah anggota yang besar menurunkan tingkat efektifitas koordinasi dan komunikasi antar anggota
Contoh pasangan Kesempatan dan Ancaman :
O
Perbaikan tingkat ekonomi diindonesia membuat semakin berkembangnya organisasi ditatanan nasional.
T
Anggota organisasi yang banyak, akan mengakibatkan kurang adanya kerja sama.
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-masing sub komponen, dimana satu sub komponen dibandingkan dengan sub komponen yang lain dalam komponen yang sama.
2. Model Kualitatif
Urutan-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan satu sub komponen O memiliki pasangan satu sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Sub Komponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.
Contoh Model Kualitatif :
S
1. Organisasi memiliki anggota yang banyak
2. Organisasi memiliki cadangan dana yang besar
3. Organisasi memiliki peraturan yang lengkap
4. Organisasi memiliki sekretariat yang representatif
W
1. Budaya organisasi adalah budaya tradisional yang menghambat
tercapainya kondisi kerja yang efisien
2. Keinginan anggota untuk belajar dari kesalahan sangat rendah.
O
1. Perbaikan tingkat ekonomi diindonesia membuat organisasi semakin
berkembang.
T
1. Munculnya tidak adanya kerja sama
2. Munculnya kecemburuan social.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
Faktor-faktor Analisis SWOT
1. Factor Eksternal
factor ini adalah merupakan suatu kekuatan yang berada diluar organisasi dimana organisasi tidak mempunyai pengaruh sama sekali.
Sedangkan factor-faktor eksternal ini meliputi:
a) peluang: berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan dalam lingkungan organisasi. Sedangkan situasi-situasi tersebut meliputi:
kecendrungan penting yang terjadi dikalangan masyarakat luas.
Identivikasi, suatu segmen yang belum mendapat perhatian.
Perubahan dalam kondisi persaingan.
Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang akan membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
Perhubungan.
b) Ancaman: situasi utama yang tidak menguntungkan dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan. Apabila ancaman tersebut tidak segera diatasi akan terjadi sebuah keganjalan baik dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang. Misalnya.
Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai.
Bertambahnya bebeberapa lembaga pendidikan yang lebih unggul.
Perubahan dalam peraturan dan perundang-undangan yang sifatnya restriktif.
2. Factor Internal
factor internal lebih mengarah kepada analisis intern organisasi atau lembaga dalam rangka menilai dan atau mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap komponen.
Sedangkan factor-faktor intenal meliputi:
a) Kekuatan. Hal ini merupakan suatu keunggulan sumberdaya, keterampilan, atau kempuan lainnya yang dimilki oleh suatu lembaga pendidikan. Misalnya, pada sumber keungan, citra positif atau keunggulan kedududkan dimasyarakat dan kepercayaan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
b) Kelemahan. Merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, kerampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi pengambilan kinerja organisasi atau lembaga pendidikan yang memuaskan.
Berbagai keterbatasan dan kekurangan, kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh sebuah organisasi ataupun lembaga, kemampuan manjerial yang rendah.
Contoh Analisis SWOT Dalam Pendidikan
Berikut adalah contoh-contoh analisis SWOT dalam Kesempatan dan Pemerataan Pendidikan :
Kekuatan / Potensi (Strenghts)
Tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
Tersedianya peraturan perundang-undangan pendidikan.
Keamanan aparat untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan.
Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan.
Adanya program promosi pendidikan.
Adanya Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Adanya Dunia Usaha dan Industri.
Kelemahan / Kekurangan (Weaknesses)
Tugas rangkap pemberi pelayanan pendidikan.
Kurangnya dedikasi dan mutu sebagian tenaga kependidikan SDM
Belum optimalnya fungsi team perencanaan.
Kurangnya informasi di bidang pendidikan.
In Put SLTA berasal dari NEM SLTP yang relative rendah serta dilatarbelakangi oleh Ekonomi yang Lemah.
Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pendidikan.
Peluang / Kesempatan (Opportunities)
Adanya partisipasi masyarakat di bidang pendidikan.
Adanya dukungan Pemerintah.
Adanya Dunia Usaha / Industri yang bersedia kerjasama dengan Sekolah.
Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.
Adanya pelayanan pendidikan yang baik.
Adanya Kebijakan Pengembangan pendidikan.
Ancaman (Threats)
Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung program pendidikan.
Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara finansial.
Belum mampunya pemerintahan kabupaten membantu beaya penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya.
Image Masyarakat bahwa pendidikan tingkat SLTA khususnya suwasta tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.
Daftar Pustaka
Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Stategik,Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Husein Umar, Strategic Management in Action, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Sondang P. Siagian, Manajemen Stategik, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Armand Hadianto, Manajemen Stategis, Jakarta: Erlangga, 1997.
A. Latar Belakang Masalah
Untuk membangun sebuah organisasi ataupun menjalankannya dengan membuat program-program setiap organisasi harus merumuskan jati dirinya dan memetakan diri dan lingkungannya. Selalu dibutuhkan upaya untuk memusatkan konsentrasi organisasi pada satu atau beberapa bidang tertentu. Hal ini akan memudahkan organisasi untuk melihat apa yang diinginkannya, bagaimana cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh manakah hal tersebut terlaksana.
Semua proses ini dapat kita sebut sebagai proses manajemen. Proses ini adalah proses yang _olistic, melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini langkah teknis yang dapat kita pelajari adalah bagaimana kita mampu memetakan masalah dengan sebuah metoda analisa tertentu dan metoda tersebut adalah analisa SWOT. dan kami mengambil judul “Analisis SWOT” karena menurut kami analisis SWOT adalah suatu analisis yang cukup popular untuk menghadapi situasi yang sedang dihadapi oleh suatu organisasi.
B. Tujuan
Dengan penbuatan makalah ini kami harapkan menambah pengetahuan baru bagi kami dan bagi semua pembaca. Khususnya kepada para mahasiswa jurusan Kependidikan Islam yang orientasi sebagai manajer.
Pengertian Analisis SWOT
Dalam Pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang “cespleng” bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini.
2. W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi di masa depan.
4. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi di masa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Sub komponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi.
Jenis-Jenis Analisis SWOT
Terdapat dua model analisa SWOT yang umum digunakan dalam melakukan analisa situasi yaitu :
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threath (T).
Contoh pasangan Kekuatan dan Kelemahan :
S
Organisasi saat ini memiliki jumlah anggota yang sangat besar
W
Jumlah anggota yang besar menurunkan tingkat efektifitas koordinasi dan komunikasi antar anggota
Contoh pasangan Kesempatan dan Ancaman :
O
Perbaikan tingkat ekonomi diindonesia membuat semakin berkembangnya organisasi ditatanan nasional.
T
Anggota organisasi yang banyak, akan mengakibatkan kurang adanya kerja sama.
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-masing sub komponen, dimana satu sub komponen dibandingkan dengan sub komponen yang lain dalam komponen yang sama.
2. Model Kualitatif
Urutan-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan satu sub komponen O memiliki pasangan satu sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Sub Komponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.
Contoh Model Kualitatif :
S
1. Organisasi memiliki anggota yang banyak
2. Organisasi memiliki cadangan dana yang besar
3. Organisasi memiliki peraturan yang lengkap
4. Organisasi memiliki sekretariat yang representatif
W
1. Budaya organisasi adalah budaya tradisional yang menghambat
tercapainya kondisi kerja yang efisien
2. Keinginan anggota untuk belajar dari kesalahan sangat rendah.
O
1. Perbaikan tingkat ekonomi diindonesia membuat organisasi semakin
berkembang.
T
1. Munculnya tidak adanya kerja sama
2. Munculnya kecemburuan social.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
Faktor-faktor Analisis SWOT
1. Factor Eksternal
factor ini adalah merupakan suatu kekuatan yang berada diluar organisasi dimana organisasi tidak mempunyai pengaruh sama sekali.
Sedangkan factor-faktor eksternal ini meliputi:
a) peluang: berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan dalam lingkungan organisasi. Sedangkan situasi-situasi tersebut meliputi:
kecendrungan penting yang terjadi dikalangan masyarakat luas.
Identivikasi, suatu segmen yang belum mendapat perhatian.
Perubahan dalam kondisi persaingan.
Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang akan membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
Perhubungan.
b) Ancaman: situasi utama yang tidak menguntungkan dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan. Apabila ancaman tersebut tidak segera diatasi akan terjadi sebuah keganjalan baik dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang. Misalnya.
Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai.
Bertambahnya bebeberapa lembaga pendidikan yang lebih unggul.
Perubahan dalam peraturan dan perundang-undangan yang sifatnya restriktif.
2. Factor Internal
factor internal lebih mengarah kepada analisis intern organisasi atau lembaga dalam rangka menilai dan atau mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap komponen.
Sedangkan factor-faktor intenal meliputi:
a) Kekuatan. Hal ini merupakan suatu keunggulan sumberdaya, keterampilan, atau kempuan lainnya yang dimilki oleh suatu lembaga pendidikan. Misalnya, pada sumber keungan, citra positif atau keunggulan kedududkan dimasyarakat dan kepercayaan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
b) Kelemahan. Merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, kerampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi pengambilan kinerja organisasi atau lembaga pendidikan yang memuaskan.
Berbagai keterbatasan dan kekurangan, kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh sebuah organisasi ataupun lembaga, kemampuan manjerial yang rendah.
Contoh Analisis SWOT Dalam Pendidikan
Berikut adalah contoh-contoh analisis SWOT dalam Kesempatan dan Pemerataan Pendidikan :
Kekuatan / Potensi (Strenghts)
Tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
Tersedianya peraturan perundang-undangan pendidikan.
Keamanan aparat untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan.
Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan.
Adanya program promosi pendidikan.
Adanya Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Adanya Dunia Usaha dan Industri.
Kelemahan / Kekurangan (Weaknesses)
Tugas rangkap pemberi pelayanan pendidikan.
Kurangnya dedikasi dan mutu sebagian tenaga kependidikan SDM
Belum optimalnya fungsi team perencanaan.
Kurangnya informasi di bidang pendidikan.
In Put SLTA berasal dari NEM SLTP yang relative rendah serta dilatarbelakangi oleh Ekonomi yang Lemah.
Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pendidikan.
Peluang / Kesempatan (Opportunities)
Adanya partisipasi masyarakat di bidang pendidikan.
Adanya dukungan Pemerintah.
Adanya Dunia Usaha / Industri yang bersedia kerjasama dengan Sekolah.
Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.
Adanya pelayanan pendidikan yang baik.
Adanya Kebijakan Pengembangan pendidikan.
Ancaman (Threats)
Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung program pendidikan.
Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara finansial.
Belum mampunya pemerintahan kabupaten membantu beaya penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya.
Image Masyarakat bahwa pendidikan tingkat SLTA khususnya suwasta tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.
Daftar Pustaka
Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Stategik,Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Husein Umar, Strategic Management in Action, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Sondang P. Siagian, Manajemen Stategik, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Armand Hadianto, Manajemen Stategis, Jakarta: Erlangga, 1997.
0 komentar:
Posting Komentar