Dalam metode ini ialah bagaimana dari siswa-siswa tersebut untuk berperan aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya. Dan guru ialah memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mendiskusikan jawabannya dengan orang lain. Orang lain yang dimaksud disini, ialah bukan orang lain yang berada diluar kelas. Orang lain yang dimaksud tersebut ialah orang lain yang berada didalam kelas. Akan tetapi dalam metode ini siswa tidak dibolehkan mendiskusikan jawabannya kepada temen-temennya secara keseluruhan yang ada didalam kelas tersebut, akan tetapi siswa tersebut mendiskusikan jawabannya secara berpasangan (dua orang).
Langkah-langkah metode the power of two ini antara lain, ialah :
a. Guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi
b. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru secara sendiri-sendiri
c. Siswa disuruh berpasangan dan saling bertukar jawaban
d. Setiap pasangan diminta menyusun jawaban baru
e. Setelah semua pasangan memiliki jawaban, bandingkan jawaban yang disusun oleh masing-masing pasangan.
Metode ini sebenarnya agak sama dengan metode TPS (think, pair, dan share). Akan tetapi kalau dalam metode TPS ini, ada tiga tahap untuk memahamkan siswa dalam proses belajar mengajar. Tiga tahap tersebut antara lain ialah sebagai berikut :
1. Think (berfikir)
Dalam tahap ini, guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan yang berkaitan dengan materi kepada siswanya.
2. Pair (berpasangan)
Dalam tahap ini, guru meminta / menyuruh siswa-siswanya berpasang-pasangan untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yang telah diajukan oleh gurunya
3. Share (berbagi)
Dalam tahap ini, guru meminta / menyuruh siswa-siswanya secara berpasangan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang sudah diajukan oleh gurunya.
Dalam dua metode ini, sebenarnya ada sedikit perbedaan. Seperti kalau dalam metode the power of two, bahwa ketika guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi, dan siswanya diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru secara sendiri-sendiri dan berpasangan kemudian dari berpasangan tersebut siswa disuruh untuk saling bertukar jawaban, dan tiap pasangan diminta menyusun jawaban baru, yang kemudian setelah semua pasangan memiliki jawaban, maka siswa disuruh membandingkan jawaban yang disusun oleh masing-masing pasangan. Sedangkan kalau dalam metode TPS, bahawa guru meminta / menyuruh siswa-siswanya secara berpasangan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang sudah diajukan oleh gurunya. Dan dari sinilah sudah sangat nampak, bahawa dalam dua metode ini sebenarnya masih ada sedikit perbedaan, kemudian yang perlu digaris bawahi dalam dua metode ini, seperti dalam metode the power of two bahwa ketika guru menyuruh siswanya berpasangan dan dari pasangan tersebut sudah menghasilkan jawaban, maka masih disuruh untuk membandingkan jawaban yang dihasilkan secara sendiri-sendiri tersebut. Beda halnya dengan metode yang TPS. Kalau dalam TPS ini, bahwa setelah siswa berpasangan kemudian guru menyuruh kedepan untuk menyampaikan hasil jawabannya tersebut, bukan disuruh membandingkan, karena pada awalnya siswa memang langsung disuruh menjawab pertanyaan secara bepasangan bukan disuruh menjawab dengan sendiri-sendiri terlebih dahulu lalu berpasangan.
Langkah-langkah metode the power of two ini antara lain, ialah :
a. Guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi
b. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru secara sendiri-sendiri
c. Siswa disuruh berpasangan dan saling bertukar jawaban
d. Setiap pasangan diminta menyusun jawaban baru
e. Setelah semua pasangan memiliki jawaban, bandingkan jawaban yang disusun oleh masing-masing pasangan.
Metode ini sebenarnya agak sama dengan metode TPS (think, pair, dan share). Akan tetapi kalau dalam metode TPS ini, ada tiga tahap untuk memahamkan siswa dalam proses belajar mengajar. Tiga tahap tersebut antara lain ialah sebagai berikut :
1. Think (berfikir)
Dalam tahap ini, guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan yang berkaitan dengan materi kepada siswanya.
2. Pair (berpasangan)
Dalam tahap ini, guru meminta / menyuruh siswa-siswanya berpasang-pasangan untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yang telah diajukan oleh gurunya
3. Share (berbagi)
Dalam tahap ini, guru meminta / menyuruh siswa-siswanya secara berpasangan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang sudah diajukan oleh gurunya.
Dalam dua metode ini, sebenarnya ada sedikit perbedaan. Seperti kalau dalam metode the power of two, bahwa ketika guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi, dan siswanya diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru secara sendiri-sendiri dan berpasangan kemudian dari berpasangan tersebut siswa disuruh untuk saling bertukar jawaban, dan tiap pasangan diminta menyusun jawaban baru, yang kemudian setelah semua pasangan memiliki jawaban, maka siswa disuruh membandingkan jawaban yang disusun oleh masing-masing pasangan. Sedangkan kalau dalam metode TPS, bahawa guru meminta / menyuruh siswa-siswanya secara berpasangan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang sudah diajukan oleh gurunya. Dan dari sinilah sudah sangat nampak, bahawa dalam dua metode ini sebenarnya masih ada sedikit perbedaan, kemudian yang perlu digaris bawahi dalam dua metode ini, seperti dalam metode the power of two bahwa ketika guru menyuruh siswanya berpasangan dan dari pasangan tersebut sudah menghasilkan jawaban, maka masih disuruh untuk membandingkan jawaban yang dihasilkan secara sendiri-sendiri tersebut. Beda halnya dengan metode yang TPS. Kalau dalam TPS ini, bahwa setelah siswa berpasangan kemudian guru menyuruh kedepan untuk menyampaikan hasil jawabannya tersebut, bukan disuruh membandingkan, karena pada awalnya siswa memang langsung disuruh menjawab pertanyaan secara bepasangan bukan disuruh menjawab dengan sendiri-sendiri terlebih dahulu lalu berpasangan.
2 komentar:
saya sudah mencoba metode ini hasilnya sangat memuaskan . anak lebih percaya diri dan saling memotivasi antar pathner masing masing
saya sudah mencoba metode ini hasilnya sangat memuaskan . anak lebih percaya diri dan saling memotivasi antar pathner masing masing
Posting Komentar