bagaimana mengerti hatimu,
mengerti tentang senyummu,
mengerti tentang tutur katamu.
Pancaran cahaya surya di pagi ini,
rupanya telah menembus dalamnya lautan yang sunyi,
ikan-ikan kecil berlompatan,
menari-nari direlung gelombang kesunyian.
Aku termengu diatas bebatuan,
sambil menyanyikan puisi rindu,
kepada kekasihku yang tak pernah melupakanku,
melantunkan rasa cinta yangg begitu erat,
sebagai ikatan hati yang tak pernah pekat.
Oh cinta,,,
kau memang tak pernah bilang jika mau pergi,
dan tak pernah mengetuk pintu jika ingin menginap di lubuk hati.
Oh cinta,,,
kau telah membuat kematian yang amat menakutkan menjadi indah menyambutnya,
sekali waktu menatap cinta,
matanya yang begitu cemerlang selalu menggoda,
seakan dia adalah segala-galanya.
Tapi mengapa jika kecemerlangan itu telah menguasai kita,
kita harus tegar jika suatu saat dia pergi begitu saja,
dan setelah kepergiannya seakan dunia tidak ada harga tanpanya.
Berhentilah sejenak rotasi bumi,
tidak adakah arti ketulusan,
tidak adakah arti sebuah kejujuran,
tidak adakah arti sebuah kemurnian.
Kau rangkai kata-kata menjadi sebuah cerita,
setelah tertuang lalu kau campakkan semua,
tampa ada ragu dan penyesalan,
seolah tak ada arti yang begitu menyenangkan.
Cintaku,,,
jika harta membuatmu menjauh,
betapa hinanya sebuah kepercayaan,
jika kecantikan yang membuatmu mendekat,
ternodalah sebuah ketulusan.
Cintaku,,,
katakanlah padaku bagaimana indah kau rasa tampa sebuah ketulusan,
katakan padaku bagaimana kepercayan tampa kejujuran,
dan katakanlah padaku apa arti sebuah kedamaian tampa sebuah iman,
sayap-sayap hati yang ternoda nan luka.
Aku teringat dengan senyuman manisnya
senyuman mesranya,
pelukan hangatnya yang tak bisa lagi kurasakan jua.
Ya Allah Tuhannya Segala Cinta,
biarkanlah hamba kembali bersamanya.
entah dari kapan itu bermula,
disini aku tetap selalu menantinya,
dan tak pernah berhenti merindukannya.
NB : Puisi ini didekasikan buat sahabatlu yang sa’at ini sedang patah hati karena terhalang oleh orang tuanya. (Situbondo-Mojokerto). Yang sabar ya???, ambil aja hikmahnya. Dan aku hanya bisa mendoakan.
0 komentar:
Posting Komentar