Selamat Datang di http://ghanie-np.blogspot.com Dan Selamat Menikmati Sepenggal Taqdir Dari Anak Kepulauan Ini
Mohon ma'af sebelumnya, sudah lama tidak saya Update, karena masih banyak kesibukan yang harus saya selesaikan.
Sekedar Kata Pengantar :
Kureguk kopi sambil menyelesaikan satu puisi. Kamu di sisiku, menjadi kitab refrensiku. Kubuka halaman hatimu, tak kutemukan kata pengganti yang lebih indah untuk kutulis. Selamat Menikmati...

Untukmu Indonesiaku

Untukmu Yang Terhormat,
kutulis rintihan kaum kusam ini dengan penuh khidmat,
haruskah kunamakan dirimu makhluk biadab nan bangsat?,
karena lebih penting perang daripada menghapus tangis kaum sekarat.

Salahkah jika ku-sebut dirimu keparat?,
disini,
di negeri ini,
bocah kurus pedagang kaki tak terawat.

Maukah kau sebut dirimu tokoh agamawan yang taat?
sedangkan hasrat nuranimu kau penuhi dengan menjual ayat.

Salahkah jika jabatanmu terpaksa ku-pecat?,
terus beginikah perbuatan yang tak kepalang bejat.

Hatimu benar-benar sudah rusak,
tidakkah kau lihat rakyatmu terlunta-lunta jadi budak grobak,
sesuap nasi tak jadi dimakan sebelum keringat menghiasi badan yang bengkak.

Sungguh kamu bukan lagi makhluk suci,
tapi binatang keji,
bahkan lebih rendah lagi.

Tak puas rakyat kau sakiti,
kini petinggi harus datang pagi-pagi,
membawa sebuah lembaran untuk ditandatangani,
ternyata tanah kita akan dibeli,
kau bilang demi kesejahteraan negeri,
harganya harus disepakati oleh para penghuni,
katanya kita harus menuruti.

Padahal harganya sangatlah tak berarti,
tetapi Pak Lurah bawa polisi,
dan aku dipaksa untuk menuruti,
atau kalau tidak itu berarti melawan penegak hukum bersenjata api.

Kini kita jadi miskin sekali,
sekarang kita tidak punya apa-apa lagi,
belum lagi bencana silih berganti,
karena negeri sudah dihuni kaum korupsi.

Aku tidak tahu lagi,
gimana nasib kita ini,
tapi tak ada gunanya meratapi,
karena mereka sudah tidak punya hati.

Mau melawanpun hasilnya sudah pasti,
kalau tidak kena tuduhan pemberontak negeri,
yang kemudian aku diketemukan mati,
dengan luka disana-sini.

Lebih baik aku berdiam diri,
dari pada menuntut hak-hak asasi,
dan berkoar-koar tentang perlakuan manusiawi,
karena diam ditindas adalah banci,
karena mati lebih berharga daripada hidup di bui.

Keparat, Keparat, Keparaaaaaat…..
kini grobag jadi tuanku yang terhormat,
bumi-bumi baru segera terbuat,
nebula-nebula menjanjikan tiadanya kiamat,
bintang menari dan galaksi melompat-lompat.

Teruskanlah perbuatanmu membuat rakyat sekarat,
bukankah masih banyak penghuni bumi lain yang lebih terhormat,
tuhanpun tak perlu binatang sesat.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© Sepenggal Taqdir | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger