Selamat Datang di http://ghanie-np.blogspot.com Dan Selamat Menikmati Sepenggal Taqdir Dari Anak Kepulauan Ini
Mohon ma'af sebelumnya, sudah lama tidak saya Update, karena masih banyak kesibukan yang harus saya selesaikan.
Sekedar Kata Pengantar :
Kureguk kopi sambil menyelesaikan satu puisi. Kamu di sisiku, menjadi kitab refrensiku. Kubuka halaman hatimu, tak kutemukan kata pengganti yang lebih indah untuk kutulis. Selamat Menikmati...

MEMAMAHAMI MANAJEMEMEN SEKOLAH EFEKTIF

Pendahuluan
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal.
Manajemen (berbasis) sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu sekolah, yang meliputi input siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, lingkungan, dan kegiatan belajar-mengajar.
Ruang Lingkup Manajemen Sekolah Efektif
Manajemen berbasis sekolah memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan.
Yang termasuk komponen-komponen dan manajemen komponen-komponen dalam ruang lingkup manajemen sekolah efektif diantaranya :
1. Input siswa (kesiswaan)
Manajemen Kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan lencar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan yang di inginkan.
Manajemen Kesiswaan meliputi antara lain: (1) Penerimaan Siswa Baru; (2) Program Bimbingan dan Penyuluhan; (3) Pengelompokan Belajar Siswa; (4) Kehadiran Siswa; (5) Mutasi Siswa; (6) Papan Statistik Siswa; (7) Buku Induk Siswa
2. Kurikulum
Kurikulum mencakup kurikulum nasional dan kurikulum muatan local. Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan kurikulum muatan local merupakan kurikulum yang disusun oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum (reguler) yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
Manajemen Kurikulum Sekolah antara lain meliputi: (1) Modifikasi kurikulum nasional; (2) Menjabarkan kalender pendidikan; (3) Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar; (4) Mengatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran persemester dan persiapan pelajaran; (5) Mengatur pelaksanaan penyusunan program kurikuler dan ekstrakurikuler; (6) Mengatur pelaksanaan penilaian; (7) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas; (8) Membuat laporan kemajuan belajar siswa; (9) Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan pengajaran.
3. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik (Guru), Pengelola Satuan Pendidikan, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber belajar.
4. Sarana-prasarana
Manajemen sarana-prasarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.
5. Dana
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan: (1) Kegiatan identifikasi input siswa, (2) Modifikasi kurikulum, (3) Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, (4) Pengadaan sarana-prasarana, (5) Pemberdayaan peranserta masyarakat, dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
6. Lingkungan (hubungan sekolah dengan masyarakat)
Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
7. Kegiatan belajar-mengajar
Input Siswa – Kurikulum – Tenaga Pendidik – Sarana Prasarana – Dana – Manajemen – Lingkungan – Proses Belaja Mengajar – Output (Kelulusan)
Dari beberapa uraian atau komponen tersebut merupakan sub-sistem dalam sistem pendidikan (sistem pembelajaran). Bila terdapat perubahan pada salah satu sub-sistem (komponen), maka menuntut perubahan/ penyesuaian komponen lainnya.
Pendekatan Manajemen Sekolah Efektif
Hasil pendidikan tidak hanya ditunjukan pada aspek kognitif saja tetapi aspek yang membentuk kepribadian utuh pun seperti afektif dan psikomotor juga merupakan kompetensi yang harus dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kepekaan sosial, empati terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri yang bagus, tenggang rasa, kesetia-kawanan, sabar, iklas kreatif, dan sifat-sifat baik lainya, sangat diharapkan dimiliki siswa sebagai tumpuan harapan kita semua.
Komponen-komponen sekolah yang menjadi fokus pemberdayaan dapat dipahami dengan pendekatan sekolah sebagai suatu sistem yaitu terdiri dari input-proses- output dan outcame. 
Pendekatan Ke Sekolah Yang Efektif. 
Purkey And Smith sudah mengenali tiga belas karakteristik dari sekolah yang efektif dari melaporkan penelitian mereka adalah :
1. Kekuatan manajemen sekolah dan pengambilan keputusan yang demokratis, di mana sekolah didukung untuk bertanggung jawab lebih besar , dan diberi tugas yang lebih besar untuk memecahkan masalah dibidang pendidikan. 
2. Dukunga dari Pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas dari sekolah untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan dibidang pendidikan meliputi peningkatan pemeriksaan dan peran manajemen dari pusat sampai daerah, mendukungan dan mendorongan dari kepemimpinan tingkat sekolah memecahkan masalah secara bersama-sama. 
3. Kepemimpinan yang kuat, yang mungkin disajikan oleh pengurus tetapi juga mungkin disajikan oleh terintegrasi regu dari pengurus, para guru dan barangkali yang lain; 
4. Mengorganisir stabilitas, memudahkan pengembangan dari suatu budaya sekolah yang kompak dan kuat. 
5. Suatu kurikulum dikoordinir, direncanakan yang diberlakukan bidang pendidikan siswa dan meningkatkan waktu pelajaran. 
6. Sekolah sebaga pusat pengembangan pendidikan, organisasi sekolah yang sehat dan para guru itu sendiri 
7. Keterlibatan para orangtua terutama sekali di dalam pendukungan dari pekerjaan rumah, kehadiran, dan disiplin siswa. 
8. Sekolah sebagai pengenalan dari sukses akademis, kedua-duanya dalam kaitan dengan meningkatkan capaian akademis dan standard yang menuju keberhasilan tentang keunggulan 
9. Menekankan waktu pada mengajar dan belajar sebagai contoh, mengurangi gangguan dan menekan keunggulan dari usaha dipusatkan untuk belajar, dan mengatur kembali aktivitas pengajaran. 
10. Perencanaan kolaboratif dan secara kolektif hubungan yang mempromosikan suatu kegiatan yang merupakan satu kesatuan, mendorong pembagian pengetahuan dan gagasan, dan membantu perkembangan konsensus dari mereka di sekolah. 
11. Pengertian dari masyarakat tentang kegiatan yang dilakukan disekolah, di mana para guru dan pelajar meningkatkan perasaan yang timbal balik. 
12. Tujuan yang jelas bersih yang bersama dan harapan yang yang terjangkau tinggi, yang dibangun dari kerja sama, collegialitas, dan suatu pengertian dari masyarakat dan servis yang mempersatukan organisasi itu melalui tujuan yang umum 
13. Disiplin yang menggesankan kesungguhan hati dan penuh arti dari sekolah sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, para siswa, para guru dan staff, dan orang lain yang berkecimpung di bidang pendidikan, yang dilekatkan berdasar permufakatan bersama pada sasaran bersama, kerja sama, dan consensus.
uatan lokal merupakan kurikulum yang disusun oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum (reguler) yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
1. Tenaga Kependidikan. Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
2. Sarana Prasarana. Manajemen sarana-prasarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan 
penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.
3. Dana. Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
4. Lingkungan (hubungan sekolah dengan masyarakat). Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah,
7. Kegiatan Belajar-Mengajar, yang Secara Diagramatis Seperti di Bawah Ini. Komponen-komponen tersebut merupakan sub-sistem dalam sistem pendidikan (sistem pembelajaran). Bila terdapat perubahan pada salah satu sub-sistem (komponen), maka menuntut perubahan/ penyesuaian komponen lainnya.
Pendekatan Manajemen Sekolah Efektif
 Hasil pendidikan tidak hanya ditunjukan pada aspek kognitif saja tetapi aspek yang membentuk kepribadian utuhpun seperti afektif dan psikomotor juga merupakan kompetensi yang harus dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kepekaan sosial, empati terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri yang bagus, tenggang rasa, kesetia-kawanan, sabar, iklas kreatif, dan sifat-sifat baik lainya, sangat diharapkan dimiliki siswa sebagai tumpuan harapan kita semua.
Signifikansi Manajemen Sekolah Efektif
Manajemen sekolah efektif mempunyai signifikasi sebagai berikut :
Pelaksanaan, Pengawasan, Pembinaan, Pelaksanaan, Peningkatan kualitas.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© Sepenggal Taqdir | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger