(tangisan hatiku ketika aku melihat perempuan yang kepadanya segala penghormatan, ternyata menjadi penghuni ruang keremangan. ; sebuah upaya untuk menyadarkan mereka yang terlena dan terpesona dalam kehidupan malam)
Segudang luka telah terbaring digang-gang lokalisasi
bersama puisi ini,
kau hempaskan hasratmu dengan emosi
padahal kau masih belum tuli
Seorang peria tua memapah darah
bau amis itu menguliti dagingnya yang resah
mereka memandangmu sungguh tak berarti
tapi masih saja kau mengawan sunyi dijantung hari
ini dosa-dosa yang terabaikan, katamu dengan lara
padahal otakmu masih bisa membaca peta
tapi mengapa kau masih terus berjalan di atas bara.
Aku coba untuk menyapa, lalu berkata
tapi mereka tidak mau terima
denga bertemakan nista pada sebuah dialog kota
bercerita tentang engkau para manusia durja
sebelum habis, kata menyapa makna
Jiwaku meradang
berteman petang,
aku berusaha memimpikan sebuah siang
yang terus saja melang-lang
dan pada akhirnya siangpun tak kunjung datang
meski dibalik meja mewahmu yang lengang
Perempuan malam, kau masih saja berjalan
tampa harus mempertimbangkan
akan ada fajar di ujung malam
tapi masih saja kau terus mendesah
dengan nafsumu yang semakin pasrah
hingga subuh, perempuan itu meneduh
menghitung peluh, termimpi sauh
lalu tersimpuh, berselimutkan jenuh
0 komentar:
Posting Komentar