C I N T A, begitulah kata yang amat singkat dan sederhana itu mudah terucap bagi orang yang mungkin saja sedang kasmaran. Hingga pada akhirnya kita tidak tahu lagi disembunyikan di mana kata itu. Barangkali cinta memang sudah menjadi posesif, tapi sebenarnya kita masih belum mampu menafisirinya. Kemudian dengan mudah sekali para ”penguasa” mengatakan bahwa “aku mencintai kamu, maka kamu harus jadi milikku. Aku mencintai tahta dan kuasa, maka dengan cara apapun aku harus duduk merengkuh singgasana. Aku mencintai, maka yang kucintai harus kumiliki”. Diatas ke-tidak mampuanku ; rasanya aku sudah kehabisan cara untuk memikirkan hal itu (makanya aku kasihkan ke ente biar sama-sama berfikir, heheheeeee), hanya saja pada kesimpulan akhir aku seakan menemukan pertanyaan yang aku sendiri tidak tau siapakah yang berhak menjawab pertanyaan ini. Mungkinkah pecinta itu memang tercipta untuk selalu egois?. Karena pada kenyataanya cinta tersebut hanya bisa dinikmati oleh sesuatu yang material. Mari kita berfikir sejenak, mungkin selama ini kita sudah pernah jadi penguasa (pecinta). Apapun telah kita lakukan hanya untuk memiliki sesuatu yang kita cintai, hingga pada akhirnya akulah yang mulai kau kedepankan. Karena pada dasarnya ketika para pecinta mengatakan aku mencintai maka yang aku cinta harus ku miliki. Disitulah sebenarnya kamu telah memposisikan cinta sebagai penguasa, bukan kamu. Maksudnya adalah kamu sudah tidak lagi menguasai (mengendalikan) cinta, melainkan cinta itu yang sudah menguasai (mengendalikan) kamu. Dan selama ini mungkin kita juga tidak pernah berfikir dan bertanya kepada diri kita sendiri ; bahwa apakah jika kau mencintai Tuhan, Tuhan-pun akan kau miliki?. Jawabanmu tentu saja tidak. Padahal pada kenyataanya adalah “iya”. Bahkan tampa terasa Tuhanpun sudah kau jaga dengan senjata, seolah-olah kau begitu ahli tentang Dia. Hinga kata-katamu kau jadikan kata-kataNya. Oleh karena itu, demi keindahan cinta. Sudah sepantasnya jika kamu berhentik sejenak dari lamunan panjangmu, kemudian tengadahkan kepalamu ke-langit yang tak mampu kamu tempuh, dan kosongkan pikiranmu seraya bermuhasabahlah dengan cintamu yang selama ini sudah menjalar dalam aliran darahmu, sebelum ia benar-benar berjalan menggerogoti jantungmu. Bersambung dulu deh. Semoga bermanfaat…!!!
Mohon ma'af sebelumnya, sudah lama tidak saya Update, karena masih banyak kesibukan yang harus saya selesaikan.
Sekedar Kata Pengantar :
Kureguk kopi sambil menyelesaikan satu puisi. Kamu di sisiku, menjadi kitab refrensiku. Kubuka halaman hatimu, tak kutemukan kata pengganti yang lebih indah untuk kutulis. Selamat Menikmati...
Sekedar Kata Pengantar :
Kureguk kopi sambil menyelesaikan satu puisi. Kamu di sisiku, menjadi kitab refrensiku. Kubuka halaman hatimu, tak kutemukan kata pengganti yang lebih indah untuk kutulis. Selamat Menikmati...
Puisi
Ruang Sahabat
Ruang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar