Pendahuluan
Dalam kondisi krisis multidimensi yang berkepanjangan, pendidikan telah menarik perhatian berbagai pihak setelah bergeser menjadi salah satu pos pengeluaran yang semakin besar dan memberatkan di sebagaian besar anggota masyarakat. Tingginya biaya pendidikan merupakan konsekuensi dari meningkatnya biaya dan ditambah lagi dengan berkurangnya kemampuan para penyandang dana pendidikan.
Bermunculannya sekolah-sekolah baru (pedagang-pedagang baru) menimbulkan fenomena dalam dunia kependidikan. Bentuk dan pendekatan pendidikan semakin berkembang dan kompleks. Tidak hanya pemain-pemain lama yang mengembangkan sekolah yang sudah ada namun juga dari pelaku usaha non kependidikan dan bahkan penyelenggara pendidikan dari luar negeri. Secara objektif, masyarakat semakin sulit menentukan pilihan lembaga pendidikan formal/sekolah yang akan digunakan. Berangkat dari ini semua, kita sebagai penerus pengelola pendidikan dimasa yang akan datang, sudah seharusnya untuk memahami tentang apa yang ada dalam marketing pendidikan, yang lebih difokuskan pada komponene-komponen marketing pendidikannya.
1.1. Komponen-Komponen Dala Marketing Pendidikan
Dalaam marketing pendidikan, ada beberapa komponen yang harus diketahui oleh lembaga pedidikan tersebut. Antara lain ialah :
A. Produk
1. Pengertian Produk
Untuk lebih mempermudah pemahaman pengertian produk, sebaiknya kita lihat apa yang ada disekitar kita. Pada waktu kita membeli (sebagai konsume) pendidikan yang kita pakai sekarang ini apakah kita membeli beberapa fasilitas yang ada, atau kita hanya membeli bebrapa pendidik yang mungkin dianggap profosional oleh kita?. Itukah yang disebut “produk” pendidikan?, tentu saja jawabannya adalah tidak. Yang dibeli oleh seorang konsumen adalah kemampuan produk (kualitas) itu untuk menghasilkan kepuasan yang diharapka oleh konsumen. Meskipun kepuasan yang dituntut berbeda satu sama lain: tetapi pada umumnya dalam konsumen marketing pendidikan ini seorang konsumen mengharapkan kepuasan dari kualitas tersebut. Jadi dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Produk adalah segala sesuatu (lengkap dengan atribut/persyaratannya) yang dapat menghasilkan kepuasan pemakainya . Sekolah dalam kaitannya dalam industri jasa kependidikan menghasilkan produk-produk yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Produk sepenuhnya yaitu jasa/ pelayanan kependidikan dan
2. Produk parsial adalah lulusan .
Produk-produk pendidikan sekolah terdiri dari jasa, kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermasyarakat, ekstrakurikuler, dan administrasi. Kelima produk inilah yang merupakan wilayah kendali penuh sekolah dan merupakan tolok ukur pelayanan sekolah oleh komponen pendidikan lainnya.
2. Perencanaan Produk
Perencanaan produk merupakan salah satu wujud perencanaan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam usaha pemasaran. Perencanaan produk pada dasarnya diperlukan agar pendidikan dapat menghasilkan produk yang benar. Maksudnya adalah bahwa produk yang dihasilkan secara utuh memang produk yang diinginkan oleh konsumen. Membuat produk yang benar ternyata merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Karena kebutuhan dan selera konsumen yang selalu berubah, dan persaingan antara sesama produsen yang cukup kuat. Bila dilihat dari faktor yang pertama perubahan selera dan kebutuhan dari waktu kewaktu memang cukup merepotkan. Faktor persaingan juga membuat sulitnysa membuat produk yang “benar” itu. Setiap saat pesaing akan selalu berusaha menciptakan berbagai kelebihan lain yang di “tempelkan” pada produk tersebut, sehingga makin lama semakin sulit untuk menyatakan produk seperti apa yang diinginkan konsumen.
B. Merek
Sebelum dilakukan pembahasan yang lebih mendalam, sebaiknya dipahami dulu apa merek dalam marketing pendidikan. Kalau dalam bentuk barang, merek mungkin bisa disebut dengan tanda, nama barang, disain, atau kombinasi dari ketiganya. Akan tetapi kalau dalam pendidikan itu, merek bisa disamakan dengan visi dan misi dari sebuah lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Merek adalah salah satu bukti produk yang benar dan baik. Sehingga merek dapat memberikan beberapa manfaat bagi penjual (lembaga pendidikan) tersebut, manfaat itu antara lain ialah :
a. Merek/visi dan misi adalah merupakan suatu identitas perusahaan/lembaga pendidikan yang dapat dijadikan tolak ukur kualitas.
b. Merek merupakan sesuatu yang dapat diiklankan untuk mendapatkan tanggapan dari calon pembeli.
c. Merek/visi dan misi dapat “melindungi” penjual/lembaga pendidikan dari penurunan harga yang terlalu jauh, Karena konsumen tidak akan semata-mata menjadikan harga sebagai alat pembanding antara dua produk yang berbeda mereknya/visi dan misinya.
d. Merek dapat membantu penjual dalam menambah suatu “prestise” bagi pembelinya.
Disamping itu merek juga memberi manfaat pada konsumennya (pembeli), antara lain ialah :
a. Memudahkan mereka dalam mengenali lembaga pendidikan yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.
b. Memberikan keyakinan kepada pembeli bahwa mereka telah membeli barang atau jasa yang benar, sepsrti apa yang diinginkannya.
c. Memudahkan mereka dalam membanding-bandingkan kualitas, dan harga antara produk yang sama.
d. Memudahkan mereka untuk mengingat cirri barang atau jasa utuk kepentingan pembeli berikutnya .
C. Harga (Penetapan Haraga)
a. Pengertian Harga
Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka semakin tinggi pula nilai tukar barang atau jasa tersebut dan semakin besar pula harga yang bersedia dikorbankanya. Dalam suatu lembaga pendidikan harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen lembaga pendidikan tersebut, karena harga akan mempengaruhi besarnya keinginan peminat (penjualan) dan hasil yang dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut. Kebijaksanaan perencanaan produk, peyaluran barang maupun penggunaan media promosi yang baik tidak akan menghasilkan sesuatu bila kebijaksanaan tentang harga tidak ikut diperhatikan. Kebijaksanaan harga ini antara lain mencakup :
- berapa harga yang ditetapkan untuk suatu produk tertentu
- fleksibilitas harga tersebut
- kebijaksanaan harga pada setiap saat dibutuhkan
- kepada siapa dan berapa besar harga yang akan diberikan.
b. Penetapan Harga
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga yang diperlukan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
D. Distribusi
Lembaga pendidikan memiliki kebebasan untuk memilih sistem distribusi yang dihasilkannya. Pemilihan ini tentu saja berdasarkan berbagai pertimbangan, baik menyangkut karakteristik konsumen maupun karakteristik lembaga pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem Distribusi Langsung dan sistem Ditribusi Tak Langsung. Yang dimaksud Distribusi Langsung ialah, suatu cara penyampayan barang ke tangan konsumen yang membutuhkannya yang dilakukan sendiri oleh produsen barang tersebut tanpa melalui pihak lain sebagai perantara (midlleman) dalam memilih jenis saluran distribusi barang Sedangkan yang dimaksud dengan Distribusi Tak Langsung ialah, kebalikan dari distribusi langsung. Dalam memilih jenis saluran distribusi sebenarnya tergantung pada banyak hal, Yang kesemuanya dikembalikan kepada tujuan penjualan yaitu memuaskan kebutuhan konsomen. Factor-faktor yang harus dipertimbangakan dalam memilih cara pendistribusian atau saluran distribusi antara lain ialah:
a. Macam, ukuran, dan sifat-sifat permintaan konsumen.
b. Jenis, ukuran, dan berbagai karakteristik produk yang dihasilkan
c. Harga produk pendidikan yang telah ditetapkan
d. Kemampuan produsen untuk menjangkau pasar
Dalam marketing pendidikan, dikenal ada tiga distribusi antara lain, yaitu distribusi intensif, distribusi selektif, dan distribusi eksklusif. Distibusi intensif adalah cara penyampaian produk ketangan konsumen melalui berbagai pedagang besar (lembaga pendidikan yang terkenal) yang akan menyimpan dan menjual produk tersebut; distribusi selektif adalah adalah suatu cara penyampaian barang ketangan konsumen melalui beberapa pedagang (lembaga pendidikan) yang dipilih saja. Lembaga yang dipilih tersebut adalah lembaga yang dianggap mampu untuk menangani produk yang bersangkutan; sedangkan distribusi eksklusif adalah suatu cara distribusi barang/jasa melalui satu lembaga pendidikan besar (pedagang besar) untuk suatu daerah biografis tertentu. Mengenai pemilihan saluran distribusi menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang, pengecer, makelar) dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan penyalur tersebut .
E. Promosi
Promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar tertarik untuk membelinya. Promosi merupakan kegiatan untuk menyebar luasan informasi tentang lembaga pendidikan tersebut dengan maksud merubah pola prilaku konsumen berbagai informasi yang dibelikan kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan lembaga pedidikan tersebut tentang pengalokasian dana yang lembaga miliki.
Ada tiga fungsi promosi yang harus diketahui oleh lembaga pendidikan tersebut untuk dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan kegiatan promosi. Fungsi tersebut antara lain ialah:
a. mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh karena ini merupakan titik awal proses pengambilan keputusan pembelian. Seseorang yang tidak menaruh perhatian pada sesuatu dapat dipastikan tidak akan membelinya.
b. Menciptakan dan menumbuhkan “interest” pada diri calon membeli. Perhatian yang sudah diberikan seseorang, mungkin akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya, atau mungkin berhenti. Tahap selanjut adalah timbulnya tersebut atas lembaga pendidikan tersebut yang ditawarkan.
c. Mengembangkan rasa ingin (desire) calon pembeli untuk merasakan (memiliki) lembaga pendidikan yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu maka akan timbul rasa ingin memilikinya. Dan bila ia merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaian, dan sebagainya) maka rasa ingin ini semakin besar dan akan diikuti oleh perasaan sesuatu keputusan yang positif.
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah priklanan, porsonal sell-ing, personal penjualan dan publisitas. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar, dan sebagainya), penentuan bentuk iklan dan beritanya. Sedangkan penarikan, pemilihan, latihan, kompensasi dan supervisi merupakan tugas manajemen dalam kaitan dengan salesman (penjual) .
Kesimpulan
Produk adalah segala sesuatu (lengkap dengan atribut/persyaratannya) yang dapat menghasilkan kepuasan pemakainya. Sekolah dalam kaitannya dalam industri jasa kependidikan menghasilkan produk-produk yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Produk sepenuhnya yaitu jasa/ pelayanan kependidikan dan
2. Produk parsial adalah lulusan.
Perencanaan produk pada dasarnya diperlukan agar pendidikan dapat menghasilkan produk yang benar. Maksudnya adalah bahwa produk yang dihasilkan secara utuh memang produk yang diinginkan oleh konsumen
Merek adalah salah satu bukti produk yang benar dan baik. Sehingga merek dapat memberikan beberapa manfaat bagi penjual (lembaga pendidikan) tersebut
Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka semakin tinggi pula nilai tukar barang atau jasa tersebut dan semakin besar pula harga yang bersedia dikorbankanya
Distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem Distribusi Langsung dan sistem Ditribusi Tak Langsung. Yang dimaksud Distribusi Langsung ialah, suatu cara penyampayan barang ke tangan konsumen yang membutuhkannya yang dilakukan sendiri oleh produsen barang tersebut tanpa melalui pihak lain sebagai perantara dalam memilih jenis saluran distribusi barang Sedangkan yang dimaksud dengan Distribusi Tak Langsung ialah, kebalikan dari distribusi langsung.
Promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar tertarik untuk membelinya. Termasuk dalam kegiatan promosi adalah priklanan, porsonal sell-ing, personal penjualan dan publisitas.
Daftar Pustaka
Marwan Asri, Marketing, (Yokyakarta:UPP-AMP YKPN). Cet ke-2. 1991.
Jurnal online, Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005.
Basu Swastha dan Irwan, Manajemen Pemasaran Modern,(Yokyakarta: PT Liberti). Cet ke-5. 1997.
Dalam kondisi krisis multidimensi yang berkepanjangan, pendidikan telah menarik perhatian berbagai pihak setelah bergeser menjadi salah satu pos pengeluaran yang semakin besar dan memberatkan di sebagaian besar anggota masyarakat. Tingginya biaya pendidikan merupakan konsekuensi dari meningkatnya biaya dan ditambah lagi dengan berkurangnya kemampuan para penyandang dana pendidikan.
Bermunculannya sekolah-sekolah baru (pedagang-pedagang baru) menimbulkan fenomena dalam dunia kependidikan. Bentuk dan pendekatan pendidikan semakin berkembang dan kompleks. Tidak hanya pemain-pemain lama yang mengembangkan sekolah yang sudah ada namun juga dari pelaku usaha non kependidikan dan bahkan penyelenggara pendidikan dari luar negeri. Secara objektif, masyarakat semakin sulit menentukan pilihan lembaga pendidikan formal/sekolah yang akan digunakan. Berangkat dari ini semua, kita sebagai penerus pengelola pendidikan dimasa yang akan datang, sudah seharusnya untuk memahami tentang apa yang ada dalam marketing pendidikan, yang lebih difokuskan pada komponene-komponen marketing pendidikannya.
1.1. Komponen-Komponen Dala Marketing Pendidikan
Dalaam marketing pendidikan, ada beberapa komponen yang harus diketahui oleh lembaga pedidikan tersebut. Antara lain ialah :
A. Produk
1. Pengertian Produk
Untuk lebih mempermudah pemahaman pengertian produk, sebaiknya kita lihat apa yang ada disekitar kita. Pada waktu kita membeli (sebagai konsume) pendidikan yang kita pakai sekarang ini apakah kita membeli beberapa fasilitas yang ada, atau kita hanya membeli bebrapa pendidik yang mungkin dianggap profosional oleh kita?. Itukah yang disebut “produk” pendidikan?, tentu saja jawabannya adalah tidak. Yang dibeli oleh seorang konsumen adalah kemampuan produk (kualitas) itu untuk menghasilkan kepuasan yang diharapka oleh konsumen. Meskipun kepuasan yang dituntut berbeda satu sama lain: tetapi pada umumnya dalam konsumen marketing pendidikan ini seorang konsumen mengharapkan kepuasan dari kualitas tersebut. Jadi dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Produk adalah segala sesuatu (lengkap dengan atribut/persyaratannya) yang dapat menghasilkan kepuasan pemakainya . Sekolah dalam kaitannya dalam industri jasa kependidikan menghasilkan produk-produk yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Produk sepenuhnya yaitu jasa/ pelayanan kependidikan dan
2. Produk parsial adalah lulusan .
Produk-produk pendidikan sekolah terdiri dari jasa, kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermasyarakat, ekstrakurikuler, dan administrasi. Kelima produk inilah yang merupakan wilayah kendali penuh sekolah dan merupakan tolok ukur pelayanan sekolah oleh komponen pendidikan lainnya.
2. Perencanaan Produk
Perencanaan produk merupakan salah satu wujud perencanaan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam usaha pemasaran. Perencanaan produk pada dasarnya diperlukan agar pendidikan dapat menghasilkan produk yang benar. Maksudnya adalah bahwa produk yang dihasilkan secara utuh memang produk yang diinginkan oleh konsumen. Membuat produk yang benar ternyata merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Karena kebutuhan dan selera konsumen yang selalu berubah, dan persaingan antara sesama produsen yang cukup kuat. Bila dilihat dari faktor yang pertama perubahan selera dan kebutuhan dari waktu kewaktu memang cukup merepotkan. Faktor persaingan juga membuat sulitnysa membuat produk yang “benar” itu. Setiap saat pesaing akan selalu berusaha menciptakan berbagai kelebihan lain yang di “tempelkan” pada produk tersebut, sehingga makin lama semakin sulit untuk menyatakan produk seperti apa yang diinginkan konsumen.
B. Merek
Sebelum dilakukan pembahasan yang lebih mendalam, sebaiknya dipahami dulu apa merek dalam marketing pendidikan. Kalau dalam bentuk barang, merek mungkin bisa disebut dengan tanda, nama barang, disain, atau kombinasi dari ketiganya. Akan tetapi kalau dalam pendidikan itu, merek bisa disamakan dengan visi dan misi dari sebuah lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Merek adalah salah satu bukti produk yang benar dan baik. Sehingga merek dapat memberikan beberapa manfaat bagi penjual (lembaga pendidikan) tersebut, manfaat itu antara lain ialah :
a. Merek/visi dan misi adalah merupakan suatu identitas perusahaan/lembaga pendidikan yang dapat dijadikan tolak ukur kualitas.
b. Merek merupakan sesuatu yang dapat diiklankan untuk mendapatkan tanggapan dari calon pembeli.
c. Merek/visi dan misi dapat “melindungi” penjual/lembaga pendidikan dari penurunan harga yang terlalu jauh, Karena konsumen tidak akan semata-mata menjadikan harga sebagai alat pembanding antara dua produk yang berbeda mereknya/visi dan misinya.
d. Merek dapat membantu penjual dalam menambah suatu “prestise” bagi pembelinya.
Disamping itu merek juga memberi manfaat pada konsumennya (pembeli), antara lain ialah :
a. Memudahkan mereka dalam mengenali lembaga pendidikan yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.
b. Memberikan keyakinan kepada pembeli bahwa mereka telah membeli barang atau jasa yang benar, sepsrti apa yang diinginkannya.
c. Memudahkan mereka dalam membanding-bandingkan kualitas, dan harga antara produk yang sama.
d. Memudahkan mereka untuk mengingat cirri barang atau jasa utuk kepentingan pembeli berikutnya .
C. Harga (Penetapan Haraga)
a. Pengertian Harga
Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka semakin tinggi pula nilai tukar barang atau jasa tersebut dan semakin besar pula harga yang bersedia dikorbankanya. Dalam suatu lembaga pendidikan harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen lembaga pendidikan tersebut, karena harga akan mempengaruhi besarnya keinginan peminat (penjualan) dan hasil yang dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut. Kebijaksanaan perencanaan produk, peyaluran barang maupun penggunaan media promosi yang baik tidak akan menghasilkan sesuatu bila kebijaksanaan tentang harga tidak ikut diperhatikan. Kebijaksanaan harga ini antara lain mencakup :
- berapa harga yang ditetapkan untuk suatu produk tertentu
- fleksibilitas harga tersebut
- kebijaksanaan harga pada setiap saat dibutuhkan
- kepada siapa dan berapa besar harga yang akan diberikan.
b. Penetapan Harga
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga yang diperlukan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
D. Distribusi
Lembaga pendidikan memiliki kebebasan untuk memilih sistem distribusi yang dihasilkannya. Pemilihan ini tentu saja berdasarkan berbagai pertimbangan, baik menyangkut karakteristik konsumen maupun karakteristik lembaga pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem Distribusi Langsung dan sistem Ditribusi Tak Langsung. Yang dimaksud Distribusi Langsung ialah, suatu cara penyampayan barang ke tangan konsumen yang membutuhkannya yang dilakukan sendiri oleh produsen barang tersebut tanpa melalui pihak lain sebagai perantara (midlleman) dalam memilih jenis saluran distribusi barang Sedangkan yang dimaksud dengan Distribusi Tak Langsung ialah, kebalikan dari distribusi langsung. Dalam memilih jenis saluran distribusi sebenarnya tergantung pada banyak hal, Yang kesemuanya dikembalikan kepada tujuan penjualan yaitu memuaskan kebutuhan konsomen. Factor-faktor yang harus dipertimbangakan dalam memilih cara pendistribusian atau saluran distribusi antara lain ialah:
a. Macam, ukuran, dan sifat-sifat permintaan konsumen.
b. Jenis, ukuran, dan berbagai karakteristik produk yang dihasilkan
c. Harga produk pendidikan yang telah ditetapkan
d. Kemampuan produsen untuk menjangkau pasar
Dalam marketing pendidikan, dikenal ada tiga distribusi antara lain, yaitu distribusi intensif, distribusi selektif, dan distribusi eksklusif. Distibusi intensif adalah cara penyampaian produk ketangan konsumen melalui berbagai pedagang besar (lembaga pendidikan yang terkenal) yang akan menyimpan dan menjual produk tersebut; distribusi selektif adalah adalah suatu cara penyampaian barang ketangan konsumen melalui beberapa pedagang (lembaga pendidikan) yang dipilih saja. Lembaga yang dipilih tersebut adalah lembaga yang dianggap mampu untuk menangani produk yang bersangkutan; sedangkan distribusi eksklusif adalah suatu cara distribusi barang/jasa melalui satu lembaga pendidikan besar (pedagang besar) untuk suatu daerah biografis tertentu. Mengenai pemilihan saluran distribusi menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang, pengecer, makelar) dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan penyalur tersebut .
E. Promosi
Promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar tertarik untuk membelinya. Promosi merupakan kegiatan untuk menyebar luasan informasi tentang lembaga pendidikan tersebut dengan maksud merubah pola prilaku konsumen berbagai informasi yang dibelikan kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan lembaga pedidikan tersebut tentang pengalokasian dana yang lembaga miliki.
Ada tiga fungsi promosi yang harus diketahui oleh lembaga pendidikan tersebut untuk dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan kegiatan promosi. Fungsi tersebut antara lain ialah:
a. mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh karena ini merupakan titik awal proses pengambilan keputusan pembelian. Seseorang yang tidak menaruh perhatian pada sesuatu dapat dipastikan tidak akan membelinya.
b. Menciptakan dan menumbuhkan “interest” pada diri calon membeli. Perhatian yang sudah diberikan seseorang, mungkin akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya, atau mungkin berhenti. Tahap selanjut adalah timbulnya tersebut atas lembaga pendidikan tersebut yang ditawarkan.
c. Mengembangkan rasa ingin (desire) calon pembeli untuk merasakan (memiliki) lembaga pendidikan yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu maka akan timbul rasa ingin memilikinya. Dan bila ia merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaian, dan sebagainya) maka rasa ingin ini semakin besar dan akan diikuti oleh perasaan sesuatu keputusan yang positif.
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah priklanan, porsonal sell-ing, personal penjualan dan publisitas. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar, dan sebagainya), penentuan bentuk iklan dan beritanya. Sedangkan penarikan, pemilihan, latihan, kompensasi dan supervisi merupakan tugas manajemen dalam kaitan dengan salesman (penjual) .
Kesimpulan
Produk adalah segala sesuatu (lengkap dengan atribut/persyaratannya) yang dapat menghasilkan kepuasan pemakainya. Sekolah dalam kaitannya dalam industri jasa kependidikan menghasilkan produk-produk yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Produk sepenuhnya yaitu jasa/ pelayanan kependidikan dan
2. Produk parsial adalah lulusan.
Perencanaan produk pada dasarnya diperlukan agar pendidikan dapat menghasilkan produk yang benar. Maksudnya adalah bahwa produk yang dihasilkan secara utuh memang produk yang diinginkan oleh konsumen
Merek adalah salah satu bukti produk yang benar dan baik. Sehingga merek dapat memberikan beberapa manfaat bagi penjual (lembaga pendidikan) tersebut
Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka semakin tinggi pula nilai tukar barang atau jasa tersebut dan semakin besar pula harga yang bersedia dikorbankanya
Distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem Distribusi Langsung dan sistem Ditribusi Tak Langsung. Yang dimaksud Distribusi Langsung ialah, suatu cara penyampayan barang ke tangan konsumen yang membutuhkannya yang dilakukan sendiri oleh produsen barang tersebut tanpa melalui pihak lain sebagai perantara dalam memilih jenis saluran distribusi barang Sedangkan yang dimaksud dengan Distribusi Tak Langsung ialah, kebalikan dari distribusi langsung.
Promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar tertarik untuk membelinya. Termasuk dalam kegiatan promosi adalah priklanan, porsonal sell-ing, personal penjualan dan publisitas.
Daftar Pustaka
Marwan Asri, Marketing, (Yokyakarta:UPP-AMP YKPN). Cet ke-2. 1991.
Jurnal online, Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005.
Basu Swastha dan Irwan, Manajemen Pemasaran Modern,(Yokyakarta: PT Liberti). Cet ke-5. 1997.
0 komentar:
Posting Komentar