Selamat Datang di http://ghanie-np.blogspot.com Dan Selamat Menikmati Sepenggal Taqdir Dari Anak Kepulauan Ini
Mohon ma'af sebelumnya, sudah lama tidak saya Update, karena masih banyak kesibukan yang harus saya selesaikan.
Sekedar Kata Pengantar :
Kureguk kopi sambil menyelesaikan satu puisi. Kamu di sisiku, menjadi kitab refrensiku. Kubuka halaman hatimu, tak kutemukan kata pengganti yang lebih indah untuk kutulis. Selamat Menikmati...

Dasar-dasar Penafsiran Ilmiah Alquran

Ide utama yang mendasari penafsiran ilmiah alquran adalah logika manusia. Idenya adalah kesamaan zat Tuhan yang menciptakan alquran dan yang menciptakan alam semesta. Karena sudah jelas bahwa cara terbaik untuk memahami alam semesta adalah melalui pikiran logis, pikiran yang kritis yang obyektif, maka dengan cara seperti itu pulalah seharusnya cara terbaik untuk memahami alquran dilakukan.
Prinsip utama dari penafsiran ilmiah alquran adalah keobyektifan, keobyektifan dan keobyektifan. Maksudnya adalah seorang penafsir alquran dengan metode ilmiah ini harus selalu menjadikan teks alquran yang tertulis sebagai pedoman utama. sebisa mungkin muatan subyektif pribadi dikesampingkan jauh-jauh.
Sampai saat ini penafsiran ilmiah alquran memiliki empat hukum utama yang harus selalu ditaati oleh para penafsirnya. Apabila satu dari empat hukum ini tidak ditaati, maka suatu penafsiran terhadap alquran tidak dapat dikatakan sebagai penafsiran ilmiah alquran.
1. Hukum kuanta satu ayat
2. Hukum kekonsistenan makna kata
3. Hukum makna yang jelas dan terang
4. Hukum toleransi
1. Hukum kuanta satu ayat
Maksud dari hukum ini adalah bahwa penafsiran terhadap alquran harus selalu melibatkan satuan terkecil yaitu satu ayat. Tidak boleh ada satupun ayat alquran yang pemahamannya dipotong-potong atau dipisah-pisah atau separuh-separuh. Jadi tidak ada pemahaman terhadap setengah ayat atau seperempat ayat atau satu setengah ayat atau dua setengah ayat dst. semua bentuk pemahaman harus bersifat bulat yaitu satu atau dua atau tiga ayat dst.
Meskipun bisa saja tidak terlihat adanya hubungan antara bagian awal ayat dengan bagian akhirnya, tetap saja hukum ini harus selalu ditaati. Hubungan yang tidak terlihat ini harus dicari sampai dapat dan hal itu haruslah obyektif. Apabila ini tidak berhasil dilakukan, maka pemahaman terhadap suatu ayat alquran tidak boleh dianggap sebagai pemahaman penafsiran ilmiah alquran.
2. Hukum kekonsistenan makna kata
Prinsip termudah untuk memahami hukum kekonsistenan makna kata adalah setiap kata di dalam alquran yang memiliki bunyi sama (termasuk dengan unsur tajwidnya) haruslah memiliki makna yang sama dan konsisten di seluruh ayat alquran dimana kata itu digunakan. Jadi maksudnya disini adalah kata yang bunyinya sama (termasuk unsur tajwidnya) selalu memiliki arti yang sama di dalam seluruh kemunculannya di dalam alquran.
Apabila terjadi satu kali saja ketidakkonsistenan makna kata, dalam artian makna suatu kata harus dirubah meskipun cuma sedikit saja, maka berarti makna yang tidak konsisten itu harus ditolak dan tidak boleh dipakai. hal itu menandakan bahwa makna kata yang tidak konsisten itu bukanlah makna kata yang diperbolehkan oleh Tuhan untuk dipakai memahami alquran.
Ini berarti makna yang tidak konsisten itu harus dirubah sampai didapat makna yang konsisten dengan seluruh isi alquran. Apabila seorang penafsir tidak berhasil menemukan makna kata yang konsisten dengan seluruh isi alquran, maka ia tidak bisa menyatakan bahwa penafsiran yang dilakukannya adalah bagian dari penafsiran ilmiah alquran.
Catatan lain dari hukum ini adalah makna suatu kata di dalam alquran tidak perlu mengikuti makna menurut kebiasaan orang arab dsb. Sumber dasar penentu makna kata di dalam alquran adalah kemunculan kata itu di dalam alquran itu sendiri dan bukan assunnah atau alhadits atau makna menurut penduduk madinah dsb.
Prinsip ini menghasilkan prinsip turunannya yaitu kata yang memiliki bunyi tajwid berbeda, maka ia harus memiliki makna yang juga berbeda. Tidak peduli meskipun perbedaan ini sangat kecil sekali sehingga bisa dianggap praktis sama, pokoknya harus ada perbedaan.
3. Hukum makna yang jelas dan terang
Maksud dari hukum ini adalah hampir setiap ayat alquran yang merupakan petunjuk Tuhan memiliki arti makna yang jelas dan terang dan bukan arti kiasan atau tidak dapat dipahami dengan jelas atau dapat menimbulkan keraguan. Ini berarti setiap ayat alquran yang ditafsirkan untuk menjadi suatu hukum negara atau petunjuk bagi manusia haruslah dapat dipahami secara obyektif berdasarkan penafsiran ilmiah alquran.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa tidak berarti semua ayat alquran adalah hukum agama atau petunjuk bagi manusia. Selain itu juga apabila ada dua jenis penafsiran dimana keduanya konsisten dengan dua hukum pertama, maka harus diambil pemahaman yang artinya lebih jelas dan tidak menimbulkan keraguan.
4. Hukum toleransi
Prinsip dari hukum toleransi ini adalah seorang penafsir ilmiah alquran harus selalu memiliki toleransi terhadap penafsiran orang lain yang juga bersifat obyektif. Meskipun penafsiran orang lain itu berbeda jauh dengan penafsiran dirinya yang juga konsisten dan obyektif (memenuhi tiga hukum sebelumnya). Apabila terjadi hal seperti ini, maka berarti kedua pemahaman yang berbeda terhadap alquran itu adalah pemahaman yang dibenarkan oleh Tuhan dan masing-masing harus saling menghormati dan tidak merasa benar sendiri.
Prinsip lain dari hukum ini adalah seseorang yang tidak berhasil memahami alquran atau menurunkan suatu hukum atau petunjuk agama dari penafsiran ilmiah alquran, maka ia harus selalu bersifat toleran dengan pemahaman orang lain terhadap islam dalam hal petunjuk agama itu. Jadi seseorang hanya bisa menyatakan orang lain salah dalam suatu hal yang berkaitan dengan agama Islam HANYA apabila ia memang dapat menyatakan dari hukum penafsiran ilmiah bahwa pendapat orang lain itu salah dan ia memiliki pendapat yang seratus persen sesuai dengan ketiga hukum penafsiran ilmiah alquran. 
Sekali lagi apabila ini tidak berhasil dilakukan, maka seorang penafsir ilmiah atau seorang muslim tidak berhak dan tidak layak menyalahkan pemahaman orang lain terhadap Islam.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© Sepenggal Taqdir | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger